Pada tahun 1908 Ikeda menemukan bahwa MSG adalah
komponen aktif yang bermanfaat dari algae Laminaria japonica. MSG
digunakan sejak lama di Jepang sebagai pembangkit cita rasa pada sup dan
makanan sejenisnya. Pada kisaran pH 5-8 dan biasanya digunakan pada level
0,2-0,5 %. MSG mempunyai rasa yang sedap, sedikit rasa asin-manis dan sifat
yang sering disebut sebagai “mouth satisfaction” (Bellitz and Grosch,
1999).
Rumus kimia MSG
Monosodium glutamat atau mononatrium glutamat memiliki rumus
molekul C5H8O4NaH2O dan BM 187,13.
Bentuk kristal yang dimiliki MSG mudah larut dalam air. MSG dapat membentuk
pentahidrat jika dikristalkan dengan air dibawah 0°C. Pada fermentasi MSG,
bahan baku yang dibutuhkan adalah bahan yang kandungan gulanya tinggi,
maka digunakan gandum, jagung, dan molase sebagai bahan baku (Winarno, 1998).
Proses Produksi Monosodium Glutamat
Tetes Tebu (Molasses)
Tetes merupakan hasil samping pemisahan kristal gula
dengan kadar gula 50-60%. Tetes tebu ini sebelum dijadikan bahan baku harus
diolah dahulu untuk menghilangkan kandungan kalsium dengan menambahkan H2SO4,
kemudian tetes disterilkan dengan uap panas bersuhu maksimum 120ÂșC selama 10
menit sampai 20 menit (Sa’id, 1997).
Gula Mentah (Raw Sugar)
Gula mentah (raw sugar) adalah jenis
golongan karbohidrat oligosakarida yang terdiri dari rantai pendek unit
monosakarida yang digabungkan bersama-sama oleh ikatan kovalen. Gula mentah (raw
sugar) mengandung sukrosa atau gula tebu yang terdiri dari gula D-glukosa
6-karbon dan D-fruktosa yang digabungkan dengan ikatan kovalen.
Produksi Monosodium Glutamat
Menurut Leung dan Foster (1996), monosodium glutamat
secara umum dapat diproduksi dengan tiga metode yaitu :
a. Sintesa dari bahan petrokimia terutama yang
mengandung akrinitril
Pada sintesa asam glutamat, akrinitril
dikatalisa oleh CO/H2 menghasilkan aldehid, ditransformasi melalui
reaksi strecker menjadi asam glutamat dinitril yang menghasilkan
D,L-asam glutamat setelah hidrolisis alkali. Pemisahan dari senyawa rasemik
dicapai melalui kristalisasi bentuk L dari larutan yang sangat jenuh setelah seeding
dengan L asam glutamat.
b. Fermentasi Mikrobia
Pada tahapan ini, bakteri yang digunakan (terutama
strain Micrococcus glutamicus) ditumbuhkan secara aerobik pada media
cair yang mengandung sumber karbon seperti dekstrosa, sumber nitrogen seperti
ion ammonium atau urea dan ion mineral serta beberapa faktor pertumbuhan lain.
Bakteri yang dipilih dalam fermentasi ini mempunyai kemampuan untuk
mengeluarkan asam glutamat yang disintesis di luar membran sel (Leung dan
Foster, 1996). Media yang digunakan sebagai sumber energi dalam fermentasi ini
adalah bahan-bahan berpati seperti tapioka dan tetes tebu. Asam glutamat yang
dihasilkan kemudian difiltrasi, dipurifikasi dan dikonversi dengan proses
netralisasi menjadi monosodium glutamat. Monosodium glutamat ini kemudian
dipurifikasi lebih lanjut, dikristalisasi, dikeringkan dan diayak. MSG yang
berbentuk kristal putih ini siap untuk dikemas dan digunakan (Anonymous, 2004).
c. Hidrolisis protein
Pada metode ini, protein dihidrolisis dengan larutan
asam kuat panas berlebih untuk memutus ikatan peptida sehingga menghasilkan
asam-asam amino. Setelah campuran dibiarkan sampai beberapa jam, kristal
hidroklorin asam glutamat dipisahkan dengan filtrasi. Pelarutan hidroklorin
kasar dalam air dan mengkondisikan pada pH sampai 3,2 menyebabkan asam glutamat
murni perlahan – lahan mengkristal. Kristal ini kemudian difiltrasi dan
dinetralisasi dengan NaOH atau Na2CO3 sehingga
menghasilkan garam sodium asam glutamat yang dapat didekolorasi dan
dikristalkan kembali (Leung dan Foster, 1996).
Monosodium Glutamate
Tidak ada komentar:
Posting Komentar