Cobalah untuk mengawali suatu hari Anda dengan niat untuk memberi. Mulailah dengan sesuatu yang kecil yang tak terlalu berharga di mata Anda. Mulailah dari uang receh. Kumpulkanlah uang receh yang mungkin tercecer di sana-sini, hanya untuk satu tujuan: diberikan. Apakah Anda sedang berada di dalam bis kota yang panas, lalu datang pengamen bernyanyi memekakkan telinga. Atau Anda berada di dalam mobil ber-ac yang sejuk, lalu sepasang tangan kecil mengetuk meminta-minta. Tak peduli bagaimana pendapat Anda tentang kemalasan, kemiskinan, dan lain sebagainya. Tak perlu banyak pikir, segera berikan satu dua keping kepada mereka.
Barangkali ada rasa enggan dan kesal. Tekanlah perasaan itu seiring pemberian Anda. Bukankah tak seorang pun ingin memurukkan dirinya menjadi pengemis. Ingat, kali ini Anda hanya sedang "berlatih" memberi; mengulurkan tangan dengan jumlah yang tiada berarti? Rasakan saja, kini sesuatu mengalir dari dalam diri melalui telapak tangan Anda. Sesuatu itu bernama kasih sayang.
Memberi tanpa pertimbangan, bagaikan menyingkirkan batu penghambat arus sungai. Arus sungai adalah rasa kasih dari dalam diri. Sedangkan batu adalah kepentingan yang berpusat pada diri sendiri. Sesungguhnya bukan receh atau berlian yang Anda berikan. Kemurahan tidak terletak di tangan, melainkan di hati.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar